Selasa, 25 Desember 2012

Cinta Tanpa Batas

13564971491724389171

Mas,
Aku masih disini
Menemani hari sang buah hati
Senyumnya,
Celoteh riangnya,
Gelak tawanya,
Langkah-langkah kecilnya,
Sorot matanya,
Membuatku tegak berdiri
Walau sesekali...
Tetap,
Aku tinggi berharap kau hadir kembali


Mas,
Apakah aku bodoh ?
Setiap kali senja mulai hadir
Aku dan buah hati  bermain diteras rumah sederhana ini
Menyegarkan mata dengan bunga-bunga yang dulu kau sirami
Menatap pot-pot itu yang apik tertata, hasil karyamu sendiri
Kepada buah hati,
Sesekali aku bilang,
" Mungkin sebentar lagi Ayah datang"


Apakah karena aku terlalu menyintaimu ?
Aku berpikir seratus kali untuk menerima satu hati yang baru
Aku selalu menyiapkan kue ulang tahunmu
Aku selalu mengecup mesra gambarmu
Mengamati album pernikahan kau dan aku
Menonton kembali video pernikahan kita
Semua tentang kita..
Aku selalu berharap kau hadir kembali
Mengecup mesra keningku menjelang kerjamu
Mencium tanganmu menyambut kehadiranmu
Ah, ini menyedihkanku..


Apakah kewarasanku membuat orang ragu ?
Aku selalu bercerita kepadamu
Tentang buah hati kita juga aku,
Tentang hari-hariku
Tentang cintaku kepadamu
Tentang bahagianya pernah hidup bersamamu
Tentang warna-warna yang kau berikan
Hingga terus bertambah  buku harianku
Rangkuman cintaku untukmu
Benar, Mas...
Suatu hari nanti,
Aku harus bilang pada sang buah hati
" Ayah sudah di surga sayang, tak mungkin kembali "
Tapi saat ini,
Biarkan aku seperti ini

Aku tetap menyintaimu, Mas ...
Tak ingin aku bersama hati yang lain
Cukup dengan hatimu saja
Hingga kelak kita bertemu di Surga-Nya
Semoga...


Senin, 24 Desember 2012

Angka Usiaku, Berhenti



1356323267976165248
(Alm.) M. Haris Ihsanudin




1356323401117577316
(Alm.) Firdaus Hendra


Ingatkah kalian kepadaku?
Kemarin sempat kau sebut aku sebagai sahabat
Andai kalian tahu,
Bahagianya aku pernah menjadi bagian dari kalian




Sahabat terbaikku,
Jangan bangga dengan usia yang kau punya
Sungguh, usia hanyalah deretan angka
Mengingatkan kepadamu , dan ….
Butuh kejujuranmu tuk menjawab
Sebanyak angka itukah kau manfaatkan masa ?
Atau sebaliknya ?
***
Banggakah engkau dengan banyaknya angka yang kau punya ?
Sampai di angka berapakah kau akan mulai berhenti berhitung ?
Kau tak akan pernah tahu dibilangan berapa kau akan berhenti
Sebagaimana kau tak akan mampu,
Meskipun sekedar memberikan isyarat bahwa kau akan berhenti
Kemudian meninggalkan semua yang ada seperti terlelap ditidur panjangmu

***
Semua datang begitu cepat, tak diduga..
Kemudian ketika semua orang menangis sekalipun
Kau tak akan mampu melakukan sesuatu.
Meskipun hanya isyarat untuk mengatakan
Jangan bersedih, aku bahagia ‘
***
Aku berhenti di usia beliaku
Pada deretan angka yang masih sangat sedikit
Pada masa remaja beranjak dewasaku
Aku terlalu takut jika aku membuang percuma banyaknya deretan angkaku …

***
Allah menyayangiku,
Allah memilihku,
Allah punya kuasa untuk menunjukkan kecintaan-Nya kepadaku
Meski aku rindu kalian sahabat-sahabatku
Kaum kerabatku, keluargaku, terlebih Ayah dan Bundaku
Sekali lagi Allah memilihku
Untuk menemui-Nya
Maka doakan saja aku
Agar singgasanaku..
Semakin indah harum mewangi
Bertabur berjuta bunga....
***

Siapa Melahirkanku ?

Ibu ? Ah, persetan sebutan Ibu. Apalagi dengan Hari Ibu. Aku memang ada karena pernah dilahirkan oleh seorang wanita. Tapi entah apa yang dilakukan oleh wanita itu terhadapku. Aku tak pernah mengenalnya, tak merasakan belaian kasih sayangnya. Tak merasakan kecupan mesra seorang Ibu. Bagiku, Ibuku adalah seorang Nenek tua renta yang tak sempurna berjalannya dan mulai rabun penglihatannya. Orang bilang, aku ditemukan Nenek disudut pasar yang kumuh, menangis kencang, saat aku masih berusia belum genap satu tahun. Lalu apa yang mesti aku ingat tentang sosok Ibu ? Bagaimana aku bisa mengenalnya atau menyintainya ? Tak ada sedikitpun yang bisa aku ingat. Yang kutau, kemudian aku biasa dengan panggilan Rahmad.
Mungkin benar, banyak ibu yang baik terhadap buah hatinya. Aku pun ingin, dan sangat cemburu. Tapi aku menghibur diriku. Aku tak sendiri. Tak sedikit juga Ibu yang jahat. Sebagaimana sering yang aku dengar, lihat dan baca di berbagai pemberitaan. Termasuk Ibuku kan ? Walaupun aku tak pernah tahu bagaimana bisa aku berada disudut pasar yang kumuh, dibuang kah? diculik seseorang kemudian dibuang kah ? tertinggal kah ? Ah, semakin pusing aku dibuatnya. Mungkin aku adalah seorang anak yang tak diinginkan. Maka dari itu aku benci Hari Ibu. Pembahasan  tentang Ibu, sungguh memuakkan. Lebih tepatnya menyakitkanku.

Tapi, sudahlah ...
Aku hanya ingin menemani dan membahagiakan Nenek Renta yang telah membawaku, menyelamatkanku, merawat dan membesarkanku. Ya, Nenek Embah....begitu aku memanggilnya. Benar, bagiku dialah Ibuku.  Tak penting bagiku apa alasan wanita yang melahirkanku membuangku ataupun juga alasan Nenek Embah yang renta merawatku. Seseorang bisa menjadi ibu bukan hanya karena melahirkan, tapi juga merawat, membesarkan.


Tapi, ucapan Nenek Embah pagi tadi sedikit mengusikku :

Rahmad, jangan menyimpan benci ke Ibumu..wong kamu juga ndak tahu siapa Ibumu to, Le ? Piye-piye kamu itu sebenarnya punya ibu, yang pernah melahirkan kamu. Simbah ini sayang karo awakmu, seneng mergo awakmu eman juga karo Simbah. Anak Simbah cuma kamu, Le, Simbah ndak punya anak. Tapi pokok'e ndak boleh nyimpan benci ke orang yang pernah melahirkan kamu. Doakan yang terbaik. Nyuwun karo Gusti Allah. Yo, Le ..


Ya, benar. Untuk apa aku menyimpan benci. Sejujurnya, mungkin untuk menutupi kerinduanku maka aku memupuk subur rasa benci ini. Kadang terpikir, apakah aku cucu dari Nenek Embah...hehe entahlah. Dari hati, sebenarnya aku pun ingin bertemu wanita yang melahirkanku.....ingin bertanya : "Bu, sakitkah engkau melahirkan ku ??" kemudian  mengucapkan "Terimakasih karena telah melahirkanku". Sederhana sangat, tapi mungkinkah ?? Benar kata Nenek Embah, lebih baik berdoa, mendoakan kebaikan. Jika Allah berkenan, dengan Kuasa-Nya juga kelak aku akan bisa bertemu wanita yang pernah melahirkanku. Mungkin sulit, tapi ini sangat mudah bagi Allah.

#janganmenyerah#

Jumat, 21 Desember 2012

Jangan Tunggu Mati

Judulnya seperti mengerikan. Tapi bukan itu maksudku. Hanya ingin menyampaikan bahwa kita sebagai seorang anak, jangan tunggu mati untuk berbuat baik kepada orangtua kita. Jangan menunggu mereka pergi meninggalkan kita, baru kita tergugah untuk mendoakan mereka dikarenakan penyesalan yang hadir, merasa kehilangan. Orangtua itu ada AYAH dan IBU, tetapi kedudukan IBU tigakali diatas AYAH. Sementara hal-hal yang harus kita lakukan sebagai anak, diantaranya :

  1. Jika orangtua masih hidup, berbuat baiklah kepada mereka. Bertutur kata yang lembut. Jangan lupa sedekah kepada orangtua. Terlalu sibuk dengan bersedekah kepada orang banyak, kemudian melupakan orangtua, jangan sampai deh.

  2. Berikan perhatian. Pada dasarnya para orangtua (terutama ibu) tidak ingin diberikan uang banyak, ia hanya tidak ingin jauh dengan anak-anaknya. Sementara kejadian yang sering ada adalah, anak pergi jauh merantau, orangtua  tak mau turut sang anak, tetap tinggal dikampung, kesepian. Sang anak hanya akan pulang jika hari raya datang, pada saat orangtua sakit, atau pada saat justru ketika orangtua meninggal. Na'udzubillah. Maka ciptakanlah sesering mungkin kebersamaan dengan orangtua kita, ayah atau ibu kita. Boleh jadi sebagian dari orangtua kita adalah telah saling berpisah, atau salah satunya telah tiada. Tentu lebih-lebih lagi memerlukan perhatian ekstra dari kita, apalagi jika sudah berusia senja.

  3. Jika kita adalah seorang isteri, maka bakti kita adalah kepada suami. Jangan halangi suami untuk berbakti kepada ibunya, termasuk kepada ibu kita. Maka kita ( yg sebagai isteri )  harus menjadi pendukung suami agar suami dapat menjadi anak yang berbakti kepada orangtuanya juga orangtua kita. Karena ketika kita menikah, maka orangtua kita menjadi dua pasang bukan ? Mertua kita adalah orangtua kita juga.

  4. Sementara jika kita adalah seorang suami, maka jika diberikan pilihan harus memilih isteri atau ibu ? dahulukan Ibu. (para isteri tidak boleh cemburu ya? :) baca kembali poin 3 ). Sebisa mungkin tidak memberikan pilihan seperti itu. Ketika isteri menghalangi sang suami untuk berbakti kepada ibunya maka itu sama artinya sang isteri secara terang-terangan menggiring sang suami menuju neraka, menuju murkanya Allah.

  5. Bakti kita kepada suami, orangtua, sejauh itu tidak menyimpang dari agama, tidak mengajak kita untuk bermaksiat. Tapi jika ternyata sebaliknya, maka kita harus menolak dan doakan yang terbaik bagi mereka agar mendapatkan hidayah.

  6. Seburuk apapun perlakuan yang pernah kita terima dari orangtua, maka kita sebagai anak tetap wajib berbuat baik kepada mereka. Orangtua boleh berbuat dosa kepada anak, tapi anak harus tetap berbakti kepada orangtua, tak boleh mendurhakai orangtua. Kemudian doakan kebaikan bagi mereka.

  7. Jika orangtua telah meninggal dunia, apa yang harus kita lakukan ? mendoakan, bersedekah atas nama mereka, berbuat baik kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepada orangtua kita, menyambung tali silaturahim dengan kaum kerabat dari orangtua kita.

  8. Pernahkah Allah marah kepada kita ? pasti pernah, tapi kita tidak tahu. Karena Allah itu gaib, tak terlihat. Maka jika ingin tahu marahkah Allah kepada kita, lihatlah orangtua kita, lihat ibu kita. Ketika mereka marah, saat itulah Allah marah kepada kita. Maka jangan pernah buat atau membiarkan orangtua kita marah. Buatlah mereka selalu tersenyum bahagia, merasa beruntung memiliki kita, merasa bangga melahirkan kita. Subhanallah ...

Apa lagi ya ? ada tambahankah ? banyak pastinya ya ....



1356052506993355222
berkumpul, kebersamaan, membuat mereka bahagia, maka seringlah menciptakan kebersamaan

Tanggal 22 Desember dielu-elukan sebagai Hari Ibu. Spesialkah hari itu untuk Ibu kita ? mungkin sebagian besar kita juga Ibu kita menjawab 'tidak'. Tapi ketika kita dapat melakukan ' hal kecil saja' untuk Ibu dalam rangka Hari Ibu, yakinlah seorang Ibu akan tersenyum bahagia. Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan, dari sekedar membelikan sebuah sandal rumah, dompet mungil, atau yang mahal sekalipun! misalnya mesin cuci, kulkas, tas mahal, jalan-jalan kemana gitu ? atau apalah. Tetapi jika memang hadiah-hadiah kecil, jangan lupa kemas dengan menarik, bila perlu tambahkan surat mungil dan pita yang manis. Tambahan, kecup mesra sang Bunda. Aduh indahnya !!  Ayo persiapkan kejutan untuk Bunda kita ya.. !  Eits, jangan lupa bagi yang sudah menikah, termasuk untuk Ibu mertua lho.



13560520201299331230
giring cucu-cucu ke waterboom
Ayah dan Ibuku, aku anak bungsumu yang bengal, aku ingin lebiiiih lama lagi menemani kalian.
13560517561138983244

Mereka yang dulu tampan dan cantik, muda dan langsing, kini beranjak senja ...



Terakhir nich ,
Ayo semakin menyintai, menyayangi, menemai orangtua kita. Salam ^_^