Selasa, 25 Desember 2012

Cinta Tanpa Batas

13564971491724389171

Mas,
Aku masih disini
Menemani hari sang buah hati
Senyumnya,
Celoteh riangnya,
Gelak tawanya,
Langkah-langkah kecilnya,
Sorot matanya,
Membuatku tegak berdiri
Walau sesekali...
Tetap,
Aku tinggi berharap kau hadir kembali


Mas,
Apakah aku bodoh ?
Setiap kali senja mulai hadir
Aku dan buah hati  bermain diteras rumah sederhana ini
Menyegarkan mata dengan bunga-bunga yang dulu kau sirami
Menatap pot-pot itu yang apik tertata, hasil karyamu sendiri
Kepada buah hati,
Sesekali aku bilang,
" Mungkin sebentar lagi Ayah datang"


Apakah karena aku terlalu menyintaimu ?
Aku berpikir seratus kali untuk menerima satu hati yang baru
Aku selalu menyiapkan kue ulang tahunmu
Aku selalu mengecup mesra gambarmu
Mengamati album pernikahan kau dan aku
Menonton kembali video pernikahan kita
Semua tentang kita..
Aku selalu berharap kau hadir kembali
Mengecup mesra keningku menjelang kerjamu
Mencium tanganmu menyambut kehadiranmu
Ah, ini menyedihkanku..


Apakah kewarasanku membuat orang ragu ?
Aku selalu bercerita kepadamu
Tentang buah hati kita juga aku,
Tentang hari-hariku
Tentang cintaku kepadamu
Tentang bahagianya pernah hidup bersamamu
Tentang warna-warna yang kau berikan
Hingga terus bertambah  buku harianku
Rangkuman cintaku untukmu
Benar, Mas...
Suatu hari nanti,
Aku harus bilang pada sang buah hati
" Ayah sudah di surga sayang, tak mungkin kembali "
Tapi saat ini,
Biarkan aku seperti ini

Aku tetap menyintaimu, Mas ...
Tak ingin aku bersama hati yang lain
Cukup dengan hatimu saja
Hingga kelak kita bertemu di Surga-Nya
Semoga...


Senin, 24 Desember 2012

Angka Usiaku, Berhenti



1356323267976165248
(Alm.) M. Haris Ihsanudin




1356323401117577316
(Alm.) Firdaus Hendra


Ingatkah kalian kepadaku?
Kemarin sempat kau sebut aku sebagai sahabat
Andai kalian tahu,
Bahagianya aku pernah menjadi bagian dari kalian




Sahabat terbaikku,
Jangan bangga dengan usia yang kau punya
Sungguh, usia hanyalah deretan angka
Mengingatkan kepadamu , dan ….
Butuh kejujuranmu tuk menjawab
Sebanyak angka itukah kau manfaatkan masa ?
Atau sebaliknya ?
***
Banggakah engkau dengan banyaknya angka yang kau punya ?
Sampai di angka berapakah kau akan mulai berhenti berhitung ?
Kau tak akan pernah tahu dibilangan berapa kau akan berhenti
Sebagaimana kau tak akan mampu,
Meskipun sekedar memberikan isyarat bahwa kau akan berhenti
Kemudian meninggalkan semua yang ada seperti terlelap ditidur panjangmu

***
Semua datang begitu cepat, tak diduga..
Kemudian ketika semua orang menangis sekalipun
Kau tak akan mampu melakukan sesuatu.
Meskipun hanya isyarat untuk mengatakan
Jangan bersedih, aku bahagia ‘
***
Aku berhenti di usia beliaku
Pada deretan angka yang masih sangat sedikit
Pada masa remaja beranjak dewasaku
Aku terlalu takut jika aku membuang percuma banyaknya deretan angkaku …

***
Allah menyayangiku,
Allah memilihku,
Allah punya kuasa untuk menunjukkan kecintaan-Nya kepadaku
Meski aku rindu kalian sahabat-sahabatku
Kaum kerabatku, keluargaku, terlebih Ayah dan Bundaku
Sekali lagi Allah memilihku
Untuk menemui-Nya
Maka doakan saja aku
Agar singgasanaku..
Semakin indah harum mewangi
Bertabur berjuta bunga....
***

Siapa Melahirkanku ?

Ibu ? Ah, persetan sebutan Ibu. Apalagi dengan Hari Ibu. Aku memang ada karena pernah dilahirkan oleh seorang wanita. Tapi entah apa yang dilakukan oleh wanita itu terhadapku. Aku tak pernah mengenalnya, tak merasakan belaian kasih sayangnya. Tak merasakan kecupan mesra seorang Ibu. Bagiku, Ibuku adalah seorang Nenek tua renta yang tak sempurna berjalannya dan mulai rabun penglihatannya. Orang bilang, aku ditemukan Nenek disudut pasar yang kumuh, menangis kencang, saat aku masih berusia belum genap satu tahun. Lalu apa yang mesti aku ingat tentang sosok Ibu ? Bagaimana aku bisa mengenalnya atau menyintainya ? Tak ada sedikitpun yang bisa aku ingat. Yang kutau, kemudian aku biasa dengan panggilan Rahmad.
Mungkin benar, banyak ibu yang baik terhadap buah hatinya. Aku pun ingin, dan sangat cemburu. Tapi aku menghibur diriku. Aku tak sendiri. Tak sedikit juga Ibu yang jahat. Sebagaimana sering yang aku dengar, lihat dan baca di berbagai pemberitaan. Termasuk Ibuku kan ? Walaupun aku tak pernah tahu bagaimana bisa aku berada disudut pasar yang kumuh, dibuang kah? diculik seseorang kemudian dibuang kah ? tertinggal kah ? Ah, semakin pusing aku dibuatnya. Mungkin aku adalah seorang anak yang tak diinginkan. Maka dari itu aku benci Hari Ibu. Pembahasan  tentang Ibu, sungguh memuakkan. Lebih tepatnya menyakitkanku.

Tapi, sudahlah ...
Aku hanya ingin menemani dan membahagiakan Nenek Renta yang telah membawaku, menyelamatkanku, merawat dan membesarkanku. Ya, Nenek Embah....begitu aku memanggilnya. Benar, bagiku dialah Ibuku.  Tak penting bagiku apa alasan wanita yang melahirkanku membuangku ataupun juga alasan Nenek Embah yang renta merawatku. Seseorang bisa menjadi ibu bukan hanya karena melahirkan, tapi juga merawat, membesarkan.


Tapi, ucapan Nenek Embah pagi tadi sedikit mengusikku :

Rahmad, jangan menyimpan benci ke Ibumu..wong kamu juga ndak tahu siapa Ibumu to, Le ? Piye-piye kamu itu sebenarnya punya ibu, yang pernah melahirkan kamu. Simbah ini sayang karo awakmu, seneng mergo awakmu eman juga karo Simbah. Anak Simbah cuma kamu, Le, Simbah ndak punya anak. Tapi pokok'e ndak boleh nyimpan benci ke orang yang pernah melahirkan kamu. Doakan yang terbaik. Nyuwun karo Gusti Allah. Yo, Le ..


Ya, benar. Untuk apa aku menyimpan benci. Sejujurnya, mungkin untuk menutupi kerinduanku maka aku memupuk subur rasa benci ini. Kadang terpikir, apakah aku cucu dari Nenek Embah...hehe entahlah. Dari hati, sebenarnya aku pun ingin bertemu wanita yang melahirkanku.....ingin bertanya : "Bu, sakitkah engkau melahirkan ku ??" kemudian  mengucapkan "Terimakasih karena telah melahirkanku". Sederhana sangat, tapi mungkinkah ?? Benar kata Nenek Embah, lebih baik berdoa, mendoakan kebaikan. Jika Allah berkenan, dengan Kuasa-Nya juga kelak aku akan bisa bertemu wanita yang pernah melahirkanku. Mungkin sulit, tapi ini sangat mudah bagi Allah.

#janganmenyerah#

Jumat, 21 Desember 2012

Jangan Tunggu Mati

Judulnya seperti mengerikan. Tapi bukan itu maksudku. Hanya ingin menyampaikan bahwa kita sebagai seorang anak, jangan tunggu mati untuk berbuat baik kepada orangtua kita. Jangan menunggu mereka pergi meninggalkan kita, baru kita tergugah untuk mendoakan mereka dikarenakan penyesalan yang hadir, merasa kehilangan. Orangtua itu ada AYAH dan IBU, tetapi kedudukan IBU tigakali diatas AYAH. Sementara hal-hal yang harus kita lakukan sebagai anak, diantaranya :

  1. Jika orangtua masih hidup, berbuat baiklah kepada mereka. Bertutur kata yang lembut. Jangan lupa sedekah kepada orangtua. Terlalu sibuk dengan bersedekah kepada orang banyak, kemudian melupakan orangtua, jangan sampai deh.

  2. Berikan perhatian. Pada dasarnya para orangtua (terutama ibu) tidak ingin diberikan uang banyak, ia hanya tidak ingin jauh dengan anak-anaknya. Sementara kejadian yang sering ada adalah, anak pergi jauh merantau, orangtua  tak mau turut sang anak, tetap tinggal dikampung, kesepian. Sang anak hanya akan pulang jika hari raya datang, pada saat orangtua sakit, atau pada saat justru ketika orangtua meninggal. Na'udzubillah. Maka ciptakanlah sesering mungkin kebersamaan dengan orangtua kita, ayah atau ibu kita. Boleh jadi sebagian dari orangtua kita adalah telah saling berpisah, atau salah satunya telah tiada. Tentu lebih-lebih lagi memerlukan perhatian ekstra dari kita, apalagi jika sudah berusia senja.

  3. Jika kita adalah seorang isteri, maka bakti kita adalah kepada suami. Jangan halangi suami untuk berbakti kepada ibunya, termasuk kepada ibu kita. Maka kita ( yg sebagai isteri )  harus menjadi pendukung suami agar suami dapat menjadi anak yang berbakti kepada orangtuanya juga orangtua kita. Karena ketika kita menikah, maka orangtua kita menjadi dua pasang bukan ? Mertua kita adalah orangtua kita juga.

  4. Sementara jika kita adalah seorang suami, maka jika diberikan pilihan harus memilih isteri atau ibu ? dahulukan Ibu. (para isteri tidak boleh cemburu ya? :) baca kembali poin 3 ). Sebisa mungkin tidak memberikan pilihan seperti itu. Ketika isteri menghalangi sang suami untuk berbakti kepada ibunya maka itu sama artinya sang isteri secara terang-terangan menggiring sang suami menuju neraka, menuju murkanya Allah.

  5. Bakti kita kepada suami, orangtua, sejauh itu tidak menyimpang dari agama, tidak mengajak kita untuk bermaksiat. Tapi jika ternyata sebaliknya, maka kita harus menolak dan doakan yang terbaik bagi mereka agar mendapatkan hidayah.

  6. Seburuk apapun perlakuan yang pernah kita terima dari orangtua, maka kita sebagai anak tetap wajib berbuat baik kepada mereka. Orangtua boleh berbuat dosa kepada anak, tapi anak harus tetap berbakti kepada orangtua, tak boleh mendurhakai orangtua. Kemudian doakan kebaikan bagi mereka.

  7. Jika orangtua telah meninggal dunia, apa yang harus kita lakukan ? mendoakan, bersedekah atas nama mereka, berbuat baik kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepada orangtua kita, menyambung tali silaturahim dengan kaum kerabat dari orangtua kita.

  8. Pernahkah Allah marah kepada kita ? pasti pernah, tapi kita tidak tahu. Karena Allah itu gaib, tak terlihat. Maka jika ingin tahu marahkah Allah kepada kita, lihatlah orangtua kita, lihat ibu kita. Ketika mereka marah, saat itulah Allah marah kepada kita. Maka jangan pernah buat atau membiarkan orangtua kita marah. Buatlah mereka selalu tersenyum bahagia, merasa beruntung memiliki kita, merasa bangga melahirkan kita. Subhanallah ...

Apa lagi ya ? ada tambahankah ? banyak pastinya ya ....



1356052506993355222
berkumpul, kebersamaan, membuat mereka bahagia, maka seringlah menciptakan kebersamaan

Tanggal 22 Desember dielu-elukan sebagai Hari Ibu. Spesialkah hari itu untuk Ibu kita ? mungkin sebagian besar kita juga Ibu kita menjawab 'tidak'. Tapi ketika kita dapat melakukan ' hal kecil saja' untuk Ibu dalam rangka Hari Ibu, yakinlah seorang Ibu akan tersenyum bahagia. Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan, dari sekedar membelikan sebuah sandal rumah, dompet mungil, atau yang mahal sekalipun! misalnya mesin cuci, kulkas, tas mahal, jalan-jalan kemana gitu ? atau apalah. Tetapi jika memang hadiah-hadiah kecil, jangan lupa kemas dengan menarik, bila perlu tambahkan surat mungil dan pita yang manis. Tambahan, kecup mesra sang Bunda. Aduh indahnya !!  Ayo persiapkan kejutan untuk Bunda kita ya.. !  Eits, jangan lupa bagi yang sudah menikah, termasuk untuk Ibu mertua lho.



13560520201299331230
giring cucu-cucu ke waterboom
Ayah dan Ibuku, aku anak bungsumu yang bengal, aku ingin lebiiiih lama lagi menemani kalian.
13560517561138983244

Mereka yang dulu tampan dan cantik, muda dan langsing, kini beranjak senja ...



Terakhir nich ,
Ayo semakin menyintai, menyayangi, menemai orangtua kita. Salam ^_^

Rabu, 21 November 2012

Hatiku sedang tak baik :(

Duh, melelahkan hari ini..
Bukan hanya cape badan dan pikiran..tapi juga capek hati nih. Hm, rugi bangeth sebenarnya dikuasai sama rasa seperti ini. Tapi memang begitu, kondisi hati sedang tidak baik. Lebih didominasi oleh rasa tak suka karena sikap dan perilaku dari seorang hamba. Menyebalkan sangat, melihat seseorang yang terlalu keras kepala, merasa paling benar, meremehkan orang lain...dan...dann...sebutan lainnya deh.

Tapi sudahlah..
Doakan saja yang terbaik, serahkan sama Allah..karena Allah Maha Tahu dan biarkan Allah yang membuat keputusan. Insya Allah aku tidak mendoakan keburukan baginya...karena Allah juga tiada akan pernah mengabulkan doa yang meminta keburukan kepada kita ataupun orang lain. Tapi juga untuk kali ini, bukan berarti aku memintakan doa kebaikan untuknya kepada Allah..hehe..jahat ya. Yah, tepatnya belum mungkin ya. Aku tahu ini salah, tidak baik. Tapi aku memang masih sebel...hm...aku terlalu dikuasai rasa tak suka nih jadinya. Setidaknya aku tidak memintakan keburukan...
dan semoga Allah benar memberikan yang terbaik (pasti !)...dan segera juga aku harus memintakan kebaikan kan ya...`??

Kamis, 11 Oktober 2012

Penantian yang Indah

Duniaku makin ceria. Terasa indah. Layaknya ketika berada di padang gersang, kehausan..kemudian aku menemukan segelas minuman dingin, berenergi. Sungguh nikmat. Seperti disaat aku berada di puncak kebimbangan, ditengah persimpangan, diambang keraguan kemudian aku mendapat kemudahan untuk membuat keputusan berupa pilihan. Begitu juga ketika aku menemukanmu.

Semula aku mengira kau hadir di saat yang tak tepat. Di saat yang memang aku masih suka berkawan dengan kesendirianku. Disaat luka di dalam hati masih terpatri. Disaat perih ini tetap terasa tiada henti. Disaat kebencianku makin memuncak tak bertepi. Di saat terkikisnya kepercayaanku akan arti dari sebuah kesetiaan. Disaat menurutku, cinta hanyalah ada di negeri kahyangan. Tak tersentuh oleh jiwa-jiwa manusia seperti aku, kau ataupun dia.
 
Didalam hatiku ….
Aku masih menyimpan ragu. Akankah engkau tak sama dengan yang sebelumnya ? Kuhargai masa, hingga datangnya sang ketika. Bukankah tiap-tiap kita berhak untuk bahagia ? Tak adil rasanya jika kemudian aku tak memberimu indahnya asa yang berujung.

Tapi ..
Ternyata aku salah. Hadirmu mampu ceriakan hariku. Arti cinta bagimu bukan sekedar memberi atau menerima. Bukan sekedar halus bahasa. Bukan sekedar janji setia. Bukan sekedar membahagiakan rasa. Bukan sekedar puisi cinta. Bukan sekedar hadiah istimewa. Tapi diatas semua itu. Perilakumu mampu goyahkan rasaku. Kelembutan bahasamu meluluhkan kerasnya hatiku. Kesabaranmu meyakinkanku, bahwa tidak semua pria baik-baik itu sebatas sebaik yang aku tahu. Kau tawarkan kedamaian di negeri penuh cinta. Kau buat aku terpana, tidak semua pria seburuk yang aku kira. Akhlakmu memikatku. Dan, kehadiran Bundamu sebagai bukti kesungguhanmu. Terakhir, kehadiran keluargamu tuk meminangku adalah puncak dari kesungguhanmu. Apakah akan berhenti sampai di sini ? Tidak. Perjalanan masih panjang, berjuta harapan membentang. Ketika aku dan kau menjadi kita.

Cinta akan indah pada waktunya. Mudah-mudahan Allah jaga hatiku dan hatinya untuk tidak meluapkan pendar bahagia, indahnya asa, hati yang berbunga sebelum waktunya tiba.  Tak terasa, pernikahan kita sudah didepan mata. Maaf, aku pernah mengabaikan hadirmu dan Bundamu. Semoga semuanya berakhir indah hingga saatnya menutup mata. Sebagaimana kau ungkap pada Bundaku. Amiin.

Diary, 25 Mei 2006


***
# Terimakasih Cinta, atas segalanya ..hingga saat ini#

Kapan Kita ke Surga ?

1347032909277144356
Aduh, ibu mana sih yang tidak senang, riang, gembira luar biasa, melihat anaknya tumbuh, bertambah usia.  Dan usia balita adalah usia-usia dimana anak rasa ingin tahunya makin meningkat, semua hal ia tanyakan. Kenapa..kenapa..kenapa...terkadang sampai kita bingung musti menjawab apa. Seperti halnya aku, melihat anakku tumbuh hingga usia 5 tahun saat ini, adalah keajaiban bagiku. Semuanya ajaib...!! Terkadang masih terheran, woow...aku sudah menjadi seorang ibu, dan tak terasa usiamu 5 tahun, nak. TK Nol besar ya sayang....*_^

Jika mengingat ke belakang, saat usianya beranjak 3 tahun hingga kemari, banyak sekali hal-hal atau pertanyaan lucu yang terkadang aku sendiri rada kerepotan. Seperti misalnya :
Mi, abang punya titit. Umi punya titit ga?
Mi, Allah itu dimana sih ?
Mi, Allah itu laki apa perempuan ?
Mi, Allah sama setan gedean mana ?
Mi, Abang dulu di dalem perut Umi, ya? Tapi Abang ga inget kapan masuknya..
Mi, temen Abang bilang dia mau punya adek. Kata ibunya, adeknya dibuat dari taoge. Umi bisa ga ?
Umi jahat, masa waktu nikahan Abang ditinggal, ga diajak...(saat pertamakali dia menonton video pernikahanku)

1347033031940097490Atau ketika seringkali aku bilang :
Jangan nakal ya sayang, nanti Allah marah lho sama Abang.
Nah, jagoanku bilang :
Berarti Allah jahat, masa marah terus. Tapi Abang kan Batman, nanti Allah Abang tinju duluan ...!!

Hehehe...Tentunya semua statemen diatas perlu disikapi dengan bijak, kita jawab dengan pengarahan yang baik, bahasa anak-anak yang tentunya bisa dimengerti olehnya. Maka mendidik anak itu benar-benar diperlukan ilmu, bukan hanya semau-mau kita saja. Banyak ibu yang justru tidak suka ketika sang buah hati banyak bertanya, atau parahnya lagi justru menghardik sang anak. Bukankah kita adalah model sang anak? Apapun yang ia lihat mengenai kita, apa yang kita ucapkan, apa yang kita lakukan, dan apapun itu, itulah yang mereka pelajari, itulah yang akan mereka tiru dan terpatri.

Tak berbeda saat puasa kemarin, aku sampaikan bahwa jika rajin berpuasa nanti di sayang Allah, dapet hadiah banyak, dan masuk Surga. Menginjak pertengahn puasa, malaikat kecilku mulai ngambeg dengan puasa setengah harinya, dia bilang : Bu guru sama Umi bohong. Abang kan udah puasa lama, tapi kok belum ke Surga ? Umi kapan kita ke Surga ??
13470333762108536924Owh, pertanyaan inipun sempat membuatku terkejut. Subhanallah, Masya Allah...selama ini aku menganggap semua baik-baik saja, teryata aku masih perlu banyak belajar. Belum cukup ilmu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tak terduga seperti itu. Untuk semua para ibu, mari besarkan buah hati kita dengan perhatian, kasihsayang, dan ilmu...karena anak-anak benar-benar ajaib...sangat ajaib.

Rabu, 10 Oktober 2012

Jangan Seperti Emak




1338084032332574774
Emak dan Bapak ( ailopyu-ol)
Rasaku dahulu :

Senangnya, hari ini sudah hari jum'at yang sama artinya sore nanti aku bisa pulang kerumah ketemu Bapak sama Mamakku. Meskipun di kost-an banyak teman, tetap saja aku selalu pulang kerumah seminggu sekali. Alasannya bukan saja rumahku yang hanya mempunyai jarak tempuh kurang lebih satu jam perjalanan, tapi juga karena uang pemberian Emak memang hanya untuk jatah seminggu. Emak dan Bapak berjualan Bakso di pasar dan terminal, tentu saja mereka menyisihkan pendapatan penjualannya setiap harinya sedikit demi sedikit dan kemudian hingga Jum'at sore aku pulang dan Senin pagi berangkat lagi kuliah dengan membawa uang simpanan Emak tadi.
Setiapkali aku sampai dirumah, entahlah senang sekali rasanya. Mungkin karena bertemu Emak sama Bapak, mungkin karena aku bisa tidur dikamar kecilku dirumah, mungkin karena aku bisa bantuin Emak jualan dipasar, mungkin karena aku akan dapat jatah uang mingguan lagi. Atau masih ada berbagai kemungkinan yang lain. Jika aku tidak salah menerka, kulihat Emak dan Bapak juga gembira dengan kepulanganku, mungkin karena mereka memang kangen denganku, mungkin karena aku anak bungsunya, mungkin seminggu adalah waktu yang cukup lama untuk menanti kehadiranku, tapi mungkin juga aku salah menerka.

Sesampai dirumah, kucium tangan Emak dan Bapak dan akupun mendapat hadiah ciuman di pipi. Kemudian Emak tak pernah lupa memberikan apapun itu untukku. Selama seminggu itupun, Emak menyisihkan buah atau makanan yang Emak makan untukku.  Tidak selalu sama. Terkadang Emak memberikanku dua buah Salak, satu buah Jeruk, dua buah permen, selalu berlainan. Emak bilang : tiap Emak makan, selalu ingat kamu, jadi Emak simpan untukmu. Meskipun aku seringkali bilang, sudahlah tak perlu selalu menyimpan makanan, menyisihkan untukku, tapi tetap saja Emak lakukan. Seringkali kudapati buah Jeruk itu mulai keriput, bukan karena terlalu lama disimpan didalam lemari pendingin( lemari pendingin sudah kehilangan fungsinya alias rusak, itupun peninggalan kakakku yang sulung) tetapi Emak menyimpannya dalam beras. Bukan pula beras yang disimpan dalam penyimpanan beras  seperti Cosmos dan sejenisnya, melainkan beras emak hanya disimpan dalam Gentong Beras. Hm, Gentong itu masih ada ya, Mak...

Pernah aku bertanya, kenapa Emak selalu beli buah, selalu punya makanan yang disimpan untukku. Ternyata bukan berarti Emak membelinya setiap hari, tapi terkadang ketika acara nyumbang di pesta pernikahan atau sunatan sekalipun ketika ada jamuan makan disertai buah, diberi kue plus permen yang biasanya dikemas apik dalam mika atau kotak snack, saat itulah Emak membawanya pulang disimpan untukku. Tidak harus berlebihan begitu Mak, aku sudah cukup bahagia punya Emak yang ketika aku sekolah dulu Emak selalu membuatkan aku susu kemudian Emak antar kekamarku karena aku sibuk berdandan untuk keberangkatanku ke sekolah. Tapi Emak tidak berubah...

Emak itu mudah menangis. Aku juga cengeng, mestinya warisan dari  Emak. Emak  menangis ketika mengantarkanku ke kost untuk pertama kalinya, ketika Senin pagi aku kembali berangkat kuliah, ketika aku menyelesaikan studi-ku, ketika aku putus hubungan dengan teman dekatku, ketika menjelang pernikahanku, saat pernikahanku, ketika mengantarkanku kerumah suamiku, ketika mendengar kehamilanku, ketika aku melahirkan malaikat kecilku, ketika aku sakit, ketika malaikat kecilku sakit, ketika lebaran, ketika Emak shalat dipertiga malam, ketika hatinya sedikit terluka oleh Bapak, ketika Bapak memarahiku karena kebandelanku, dan masih banyak lagi ketika-ketika yang lain. Ajaibnya, sepertinya Emak selalu lebih tahu rasaku juga dukaku sehingga Emak selalu lebih dahulu menangis. Terlalu banyak tangisannya, dan sepertinya banyak tangisnya yang tidak aku ketahui. Terlalu banyak dukanya yang sengaja Emak sembunyikan dariku. Terlalu banyak catatan memilukan yang sedikit saja tersampaikan untukku.


Rasaku Sekarang :

Hebatnya lagi,
Sampai sekarangpun Emak tetap menyisihkan makanan untukku. Sehari aku tak berkunjung, Emak pasti telpon :" Kok ga kerumah, ini Emak simpenin bumbu urap sama Ayam Kecap ". Belum lagi petis yang dibawa Bapak sepulang dari Jawa Timur. Masih banyak lagi yang tak mungkin aku tuliskan semuanya disini. Pun ketika aku berkunjung membawakan buah tangan selalu saja disisihkan beberapa untuk dibawa aku pulang kembali kerumah. Aneh. Tapi aku sudah tidak pernah protes lagi tentang makanan yang disisihkan untukku. Sejak Emak selalu bilang bahwa Emak selalu ingat anak. Aduh indahnya, dan merinding disko mendengarnya. Terimakasih, Mak. Sekarang aku tahu alasanmu. Aku mencintaimu, dan sepertinya cintaku tak cukup mengimbangi rasa cintamu untukku.


Kata Emak dahulu :
Sudahlah, jangan selalu tanya kenapa Emak melakukan ini dan itu untukmu, mbak-mu dan mas-mu. Melihat kalian senang, hidup bahagia itu sudah cita-cita Emak. Setiap Emak makan, selalu ingat kamu juga mbak dan mas-mu. Kamu nanti akan tahu ketika kamu sudah menikah dan punya anak. Emak itu selalu ingat anak. Kalau kamu tidak suka dengan yang Emak lakukan selama ini, ya sudah diem aja karena Emak tidak mau berhenti. Kalau kamu tetap tidak suka, yowes, besok kamu punya anak, jangan seperti Emak.


Kata Emak sekarang :
Jadi isteri yang baik ya, Nduk. Isteri solehah. Jangan kasar sama anak, Emak sakit kalau kamu kasar sama anak. Besok libur to, dolan kerumah. Mamak sama Bapak kangen, palagi sama Anakmu. Nginep yo, Nduk.

Ekspresikan Cinta Kita !


Cinta, rapat sampe jam berapa ? Sore ya ?


Pesan singkat dari suamiku. Kebetulan rekan baikku duduk tepat disebelahku, ikut nimbrung baca sms itu. Apa komentarnya ? Wow, cinta nih yee. Hehe, sepertinya kaget banget dia. Padahal buatku itu biasa, wajar, memang begitu sapaan kami. Bermula dari situ, kemudian pernah tanpa bermaksud membahas secara khusus aku dan rekan-rekan disekolah membahas masalah itu. Satu rekan mengatakan bahwa ia tak pernah sms mesra, romantis seperti itu. Bilang cinta, sayang...hm mungkin sudah lama tak mendengar kata itu, sudah lupa juga kapan terkahir kali mendengar atau mengucapkannya.
Rekan yang lain lagi bercerita, dulu waktu baru menikah iya. Tapi seiring berjalannya waktu, makin kemari makin hilang tak terlihat. Alasannya macam-macam. Malu karena sudah punya anak, sudah tua bukan masanya lagi, sudah punya cucu, gengsi memulai kembali, ga mau memulai duluan. Macam-macam alasannya. Padahal menurutku sama saja, baik pria maupun wanita semua suka jika dimanja, dicinta. Memang ekspresi cinta itu macam-macam, bisa dalam perkataan maupun perbuatan. Aku mah sederhana saja, tidak akan tahu bahwa kita mencintai jika kita tidak mengatakannya. Buatlah pasangan hidup kita bahagia. Sms mesra, bahasa sayang, pelukan, kecupan, usap kepala...dll...
Buatku, cinta itu adalah ekspresi. Cinta tanpa ekspresi, hambar. Ekspresi tanpa cinta, kurang ajar ( he.he..bukan ya?). Ekspresi tanpa cinta, ya...pura-pura namanya. Maka aku terheran-heran ketika beberapa rekan kerja terkadang bercerita bahwa ia tidak bisa bermanja-manja, bersayang-sayang ria dengan suaminya. What ? Buat saya itu aneh banget. Bagaimana mungkin dengan pasangan kita sendiri tapi tidak bisa manja, ungkapkan cinta ? Woow...


Kemudian aku turut senang juga ketika mendengar cerita :

Ssstt, sekarang suamiku kalau balas pesanku ada embel-embel : ya, sayang. Padahal biasanya cuma satu huruf : Y. Kesel banget kan, kita dah panjang lebar tinggi keliling luas :D ...eee..dia cuma balas satu huruf. Hm..mending balesnya cepet, dah lama cuma segitu doang. Dan banyak deh cerita-cerita lainnya. Artinya apa, bukan kita mengumbar cinta, lebay, atau apalah sebutannya...tapi why not ? Ekspresikan cinta dalam perkataan dan perbuatan.


Penggalan cerita terakhir :
Pernah disaat nenekku (dari pihak ibu)yg tinggal di kabupaten sebelah  sakit, kemudian Ibuku harus mengunjunginya selama kurang lebih 5 hari. Otomatis Bapak tinggal sendiri dirumah. Sambil jalan-jalan sore, aku sempatkan berkunjung kerumah Bapak. Ibuku menelpon ke nomor Bapak, kebetulan aku yang angkat, dan rumpi deh. Selesai itu, aku buka inbox, sent item hp Bapak. Hmm aku tersenyum simpul, bahagia.
Apa, kabar sayang..
Ayo tangi-tangi sholat malem.
Kapan pulang, Yang ?

Padahal Bapak dan Ibuku sudah tidak muda lagi. Bapak 68 tahun, ibu 58 tahun. Yang tua aja masih bisa, kenapa yang muda kalah? Aku tetap sepakat, cinta adalah ekspresi. Plus bumbu tiga kata mujarab : maaf, tolong, terimakasih. Yang aku sampaikan hanya sebagian kecil contoh.  Bagaimanapun juga wanita itu senang dimanja, pria senang jika merasa dibutuhkan. Kalau bisa dibuat luar biasa, kenapa yang biasa-biasa aja ? Ayo ekspresikan cinta kita ^_*   I love all of you are...
Salam...
13486320331799322800